” You are not my doctor anymore, but……”
Ya sebuah kalimat yang mempunyai makna tersendiri buat bathinku yang paling dalam, sangat menyakitkan sekaligus sangat menyedihkan…..
Hari kamis kemarin saat memasuki long weekend minggu ini karena ada hari libur terjepit yaitu hari raya nyepi, aku memutuskan untuk menebus sebuah kesalahan pada buah hatiku si kecil Amar, ada sedikit kelegaan hati ini setelah… aku, buah hatiku dan ibunya Amar pergi ke Hongkong, tepatnya Disneyland adalah tujuan utama putraku, sudah lama dia menginginkan datang kedunia sahabat tidurnya boneka mickey mouse, dan minggu siang ini kami sudah kembali lagi di gubuk kecil nan asri untuk kembali menjalani rutinitas hidup kami, rasa lelah yang aku alami cukup membuat tulang tuaku merasakan pegal yang tidak bisa ku abaikan begitu saja, tapi lain halnya buat buah hatiku Amar yang begitu gembiranya karena telah mendapatkan keinginannya terwujud dengan ditambah bonus boneka barunya, ya sebuah boneka mickey mouse yang besarnya sama dengan besar badan putraku yg berumur 5 tahun, inilah pemandangan terindah yang kulihat dari raut wajah kegembiraan hati putraku Amar,” terima kasih ayah…, Amar sangat menyayangi ayah”, itulah ucapan putraku yang masih jelas hingga kini terngiang di gendang telingaku, sampai sore ini aku tertidur lelap mengobati nyeri tulang tuaku ini karena lelah selama perjalanan yang cukup panjang.
Tiba tiba aku dikejutkan dering HPku yang kuletakkan diatas bantal kepalaku, dan kulihat nomor telepon dari rumah sakit, “selamat sore dokter, ini suster Fatimah dari rumah sakit, apa dokter sudah kembali ke rumah ?”, itu yang kudengar saat kuterima telepon itu, “ya sudah jawabku”, “dokter, ini ada titipan surat dari pasien dokter yang bernama Astrid Gracia, apa perlu kami antar kerumah ?”, “ada apa ya suster ?, kok pakai titip surat, kan besok saya sudah bisa visite ke Astrid seperti biasa “, ” tapi dok…”, percakapan kami terputus karena battery hpku habis.
Penasaran aku dibuatnya, tapi naluriku mengatakan ada sesuatu yang terjadi sepeninggal tour kami ke hongkong, lalu kuputuskan bergegas untuk pergi ke rumah sakit sore ini, setibanya aku dirumah sakit langsung aku menuju ke kamar perawatan pasien gadis kecilku yg sangat istimewa, ya Astrid Gracia 12 tahun dengan diagnosis Osteocarsinoma at regio left elbow, stadium 3, ya pasienku ini menderita sejenis kanker ganas pada tulang di daerah sendi siku tangan kirinya yang sudah kami amputasi guna menyelamatkan nyawanya dari ganasnya jenis kanker tulang ini yang penyebarannya sangat cepat dan mematikan, terutama ke otak dan paru paru, ya sesuai prosedur tetap management kasus ini amputasi, radiasi dan chemotherapy.
Begitu kudapati kamar 9 ruang cempaka kosong, langsung kubertanya, suster mana pasien saya ?, sambil menunduk suster Fatimah mendekatiku dan menyerahkan amplop kecil berwarna biru langit sambil berkata, hari jum’at kemarin tepatnya jam 15.10 setelah chemotherapy cure ke- 3, Astrid menghembuskan nafas terakhirnya dok, maafkan kami dok, kami tidak memberitahu dokter, karena ini permintaan mamanya Astrid yang tidak mau mengganggu acara perjalanan dokter bersama Amar, ya…memang keluarga kami sudah begitu dekat dengan keluarga Astrid, bahkan Astrid sudah aku anggap seperti anakku sendiri, dan Amar putraku juga sangat dekat dengan kakak perempuannya ini, ya kepada Amar kukatakan bahwa kak Astrid ini kakaknya…, Ya Allah, lemas terasa kaki dan lututku mendegar penyampaian susterku, bermacam perasaan berkecamuk dalam bathinku, tak kusadari aku terduduk dilantai putih ruang cempaka ini dan langsung kuterima surat kecil itu dan langsung kubaca, yg isinya :
Buat dokterku yang sangat baik, dr. Anugra di rumah.
” You are not my doctor anymore, but you are my father and my angel…, yes you are my angel like star in the sky and still twingkling for me in the day and the dark of night, forever it will be for me….”.
Dokter, ini puisi khusus buat dokter Anugra, mungkin saat dokter membacanya, Astrid sedang tour juga menuju rumah Astrid yang baru yang dipenuhi bintang bintang yang berkelap kelip, Astrid ingat semua nasehat dan pesan dokter, bahwa Tuhan selalu sayang pada Astrid dengan ditandai bintang bintang yang ada di langit, dan dokter selalu bilang bila Astrid merasakan sakit pada siku ini, ingatlah pada bintang yang berkelap kelip dilagit, tempat para angel bermain melupakan kesedihan dihati, dan itu sudah Astrid lakukan, dan hasilnya memang benar sekali, setiap kali Astrid merasakan sakit yang sangat disiku, atau saat Astrid dichemotherapy, Astrid selalu membayangkan bintang bintang itu dan para angel yang datang menemui Astrid, hasilnya Astrid lupa dengan rasa sakit itu, dan Astrid ingin dokter tahu juga, bahwa tubuh Astrid yang lemah ini hanya rumah kecil buat Astrid tinggal, walau siku Astrid sudah dipotong, tapi Astrid merasa rumah kecil ini semakin lemah, Astrid tahunya mungkin disebabkan penyakit ini, tapi Astrid sudah memiliki rumah yang baru dokter, ya rumah yang lebih indah, dan bisa disebut istana di surga Tuhan, rumah ini lebih abadi dan dihuni para bintang dan angel, makanya dokter…, Astrid menginginkan segera pindah ke rumah yang baru ini, agar Astrid tidak hanya melihat bintang bintang dan angel dari kejauhan, tapi Astrid bisa selalu dekat dengan mereka, terima kasih dokterku yang sangat baik, yang sudah menemani Astrid selama ini, semoga dokter tidak marah setelah dokter membaca surat dari Astrid ini.
Salam tersayang buat bintang, angel dan ayahku, dokter Anugra Martyanto.
—ooo—
Itulah sekelumit surat yang dititipkan kepada suster untukku, dari malaikat kecilku yang sangat cantik dan sangat tabah hingga diakhir hayatnya yang bernama Astrid Gracia.
Selamat jalan malaikat kecilku, selamat menempati istana barumu di rumah Tuhan Surga yang sangat Indah dan abadi, dokter akan selalu mengingatmu dan suratmu ini akan dokter simpan sampai kapanpun, doaku menyertaimu nak…Malaikat kecilku, ASTRID GRACIA.
Ya sebuah kalimat yang mempunyai makna tersendiri buat bathinku yang paling dalam, sangat menyakitkan sekaligus sangat menyedihkan…..
Hari kamis kemarin saat memasuki long weekend minggu ini karena ada hari libur terjepit yaitu hari raya nyepi, aku memutuskan untuk menebus sebuah kesalahan pada buah hatiku si kecil Amar, ada sedikit kelegaan hati ini setelah… aku, buah hatiku dan ibunya Amar pergi ke Hongkong, tepatnya Disneyland adalah tujuan utama putraku, sudah lama dia menginginkan datang kedunia sahabat tidurnya boneka mickey mouse, dan minggu siang ini kami sudah kembali lagi di gubuk kecil nan asri untuk kembali menjalani rutinitas hidup kami, rasa lelah yang aku alami cukup membuat tulang tuaku merasakan pegal yang tidak bisa ku abaikan begitu saja, tapi lain halnya buat buah hatiku Amar yang begitu gembiranya karena telah mendapatkan keinginannya terwujud dengan ditambah bonus boneka barunya, ya sebuah boneka mickey mouse yang besarnya sama dengan besar badan putraku yg berumur 5 tahun, inilah pemandangan terindah yang kulihat dari raut wajah kegembiraan hati putraku Amar,” terima kasih ayah…, Amar sangat menyayangi ayah”, itulah ucapan putraku yang masih jelas hingga kini terngiang di gendang telingaku, sampai sore ini aku tertidur lelap mengobati nyeri tulang tuaku ini karena lelah selama perjalanan yang cukup panjang.
Tiba tiba aku dikejutkan dering HPku yang kuletakkan diatas bantal kepalaku, dan kulihat nomor telepon dari rumah sakit, “selamat sore dokter, ini suster Fatimah dari rumah sakit, apa dokter sudah kembali ke rumah ?”, itu yang kudengar saat kuterima telepon itu, “ya sudah jawabku”, “dokter, ini ada titipan surat dari pasien dokter yang bernama Astrid Gracia, apa perlu kami antar kerumah ?”, “ada apa ya suster ?, kok pakai titip surat, kan besok saya sudah bisa visite ke Astrid seperti biasa “, ” tapi dok…”, percakapan kami terputus karena battery hpku habis.
Penasaran aku dibuatnya, tapi naluriku mengatakan ada sesuatu yang terjadi sepeninggal tour kami ke hongkong, lalu kuputuskan bergegas untuk pergi ke rumah sakit sore ini, setibanya aku dirumah sakit langsung aku menuju ke kamar perawatan pasien gadis kecilku yg sangat istimewa, ya Astrid Gracia 12 tahun dengan diagnosis Osteocarsinoma at regio left elbow, stadium 3, ya pasienku ini menderita sejenis kanker ganas pada tulang di daerah sendi siku tangan kirinya yang sudah kami amputasi guna menyelamatkan nyawanya dari ganasnya jenis kanker tulang ini yang penyebarannya sangat cepat dan mematikan, terutama ke otak dan paru paru, ya sesuai prosedur tetap management kasus ini amputasi, radiasi dan chemotherapy.
Begitu kudapati kamar 9 ruang cempaka kosong, langsung kubertanya, suster mana pasien saya ?, sambil menunduk suster Fatimah mendekatiku dan menyerahkan amplop kecil berwarna biru langit sambil berkata, hari jum’at kemarin tepatnya jam 15.10 setelah chemotherapy cure ke- 3, Astrid menghembuskan nafas terakhirnya dok, maafkan kami dok, kami tidak memberitahu dokter, karena ini permintaan mamanya Astrid yang tidak mau mengganggu acara perjalanan dokter bersama Amar, ya…memang keluarga kami sudah begitu dekat dengan keluarga Astrid, bahkan Astrid sudah aku anggap seperti anakku sendiri, dan Amar putraku juga sangat dekat dengan kakak perempuannya ini, ya kepada Amar kukatakan bahwa kak Astrid ini kakaknya…, Ya Allah, lemas terasa kaki dan lututku mendegar penyampaian susterku, bermacam perasaan berkecamuk dalam bathinku, tak kusadari aku terduduk dilantai putih ruang cempaka ini dan langsung kuterima surat kecil itu dan langsung kubaca, yg isinya :
Buat dokterku yang sangat baik, dr. Anugra di rumah.
” You are not my doctor anymore, but you are my father and my angel…, yes you are my angel like star in the sky and still twingkling for me in the day and the dark of night, forever it will be for me….”.
Dokter, ini puisi khusus buat dokter Anugra, mungkin saat dokter membacanya, Astrid sedang tour juga menuju rumah Astrid yang baru yang dipenuhi bintang bintang yang berkelap kelip, Astrid ingat semua nasehat dan pesan dokter, bahwa Tuhan selalu sayang pada Astrid dengan ditandai bintang bintang yang ada di langit, dan dokter selalu bilang bila Astrid merasakan sakit pada siku ini, ingatlah pada bintang yang berkelap kelip dilagit, tempat para angel bermain melupakan kesedihan dihati, dan itu sudah Astrid lakukan, dan hasilnya memang benar sekali, setiap kali Astrid merasakan sakit yang sangat disiku, atau saat Astrid dichemotherapy, Astrid selalu membayangkan bintang bintang itu dan para angel yang datang menemui Astrid, hasilnya Astrid lupa dengan rasa sakit itu, dan Astrid ingin dokter tahu juga, bahwa tubuh Astrid yang lemah ini hanya rumah kecil buat Astrid tinggal, walau siku Astrid sudah dipotong, tapi Astrid merasa rumah kecil ini semakin lemah, Astrid tahunya mungkin disebabkan penyakit ini, tapi Astrid sudah memiliki rumah yang baru dokter, ya rumah yang lebih indah, dan bisa disebut istana di surga Tuhan, rumah ini lebih abadi dan dihuni para bintang dan angel, makanya dokter…, Astrid menginginkan segera pindah ke rumah yang baru ini, agar Astrid tidak hanya melihat bintang bintang dan angel dari kejauhan, tapi Astrid bisa selalu dekat dengan mereka, terima kasih dokterku yang sangat baik, yang sudah menemani Astrid selama ini, semoga dokter tidak marah setelah dokter membaca surat dari Astrid ini.
Salam tersayang buat bintang, angel dan ayahku, dokter Anugra Martyanto.
—ooo—
Itulah sekelumit surat yang dititipkan kepada suster untukku, dari malaikat kecilku yang sangat cantik dan sangat tabah hingga diakhir hayatnya yang bernama Astrid Gracia.
Selamat jalan malaikat kecilku, selamat menempati istana barumu di rumah Tuhan Surga yang sangat Indah dan abadi, dokter akan selalu mengingatmu dan suratmu ini akan dokter simpan sampai kapanpun, doaku menyertaimu nak…Malaikat kecilku, ASTRID GRACIA.