Haryo keluar dari bilik ATM dengan senyum lebar. Sebagai sales susu bayi ia meraup untung yang lumayan beberapa bulan terakhir ini. Dahsyatnya iklan susu bayi produksi di berbagai media mampu meyakinkan ibu-ibu bahwa kualitas susu kemasan sama, bahkan lebih lengkap dari ASI. Tidak perlu repot-repot memikirkan ASI. Asal ada uang bisa membeli susu dengan kandungan DHA dan Omega 3 yang bisa mencerdaskan otak bayi mereka.
Mungkin karena saking senangnya menerima banyak uang dari bisnisnya, Haryo baru sadar bahwa kartu ATMnya lupa dia ambil, ternyata di bilik ATM kartunya tidak ada. Iapun harus kembali masuk ke bank dan antre di customer service untuk melaporkan kehilangan kartunya.
Ternyata antrean cukup panjang, apa boleh buat, harus tetap antre. Di sebelahnya ada ibu muda yang membawa tas plastik, samar-samar dilihat isinya ternyata susu bayi yang dipasarkan Haryo. Beberapa saat kemudian ibu muda tadi terlibat pembicaraan dengan wanita separuh baya yang ternyata adalah mertuanya. Inti pembicaraan mereka tentang kualitas susu bayi. Menarik buat Haryo untuk menguping pembicaraan tersebut karena berkaitan dengan bisnisnya.
Mungkin karena saking senangnya menerima banyak uang dari bisnisnya, Haryo baru sadar bahwa kartu ATMnya lupa dia ambil, ternyata di bilik ATM kartunya tidak ada. Iapun harus kembali masuk ke bank dan antre di customer service untuk melaporkan kehilangan kartunya.
Ternyata antrean cukup panjang, apa boleh buat, harus tetap antre. Di sebelahnya ada ibu muda yang membawa tas plastik, samar-samar dilihat isinya ternyata susu bayi yang dipasarkan Haryo. Beberapa saat kemudian ibu muda tadi terlibat pembicaraan dengan wanita separuh baya yang ternyata adalah mertuanya. Inti pembicaraan mereka tentang kualitas susu bayi. Menarik buat Haryo untuk menguping pembicaraan tersebut karena berkaitan dengan bisnisnya.
Ibu muda: kemajuan bioengineering telah dapat menghasilkan susu bayi yang kandungannya sama atau lebih baik daripada ASI, lebih praktis.Mertua: Apa iya?
Ibu Muda: betul, karena ini diproduksi di USA dan telah memperoleh sertifikat FDA, jadi kita tidak perlu ragu tentang kandungan nutrisi yang tertulis di nutrition fact-nya. Tuh kan lengkap.
Mertua: memang aman buat bayi, tapi apakah benar-benar bisa menggantikan fungsi ASI? Ibu kok meragukan, karena susu sapi didesain komposisinya untuk anak sapi, bukan untuk anak manusia. Susu untuk anak sapi harus bisa memberikan efek pertumbuhan yang cepat agar bayi sapi cepat tumbuh dan kuat tulangnya, bisa segera dipakai tenaganya untuk membajak sawah misalnya.
Filosofi ini sangat berbeda dengan manusia yang pertumbuhan fisiknya tidak secepat sapi tapi lebih mengutamakan perkembangan kecerdasan.Wah ternyata penjelasan ibu mertua ini sangat menarik. Tiba-tiba Haryo merasa betah mengantre karena ingin terus menguping penjelasan dari wanita tersebut.
Mertua: ASI jauh lebih banyak mengandung protein whey, di mana di dalamnya terkandung protein alpha. Protein alpha adalah asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi tubuh. Harus didapat dari sumber makanan. Protein alpha banyak mengandung asam amino jenis triptofan, yang merupakan bahan baku pembuat neurotransmiter, zat kimia penghubung antarserabut saraf. Sangat mempengaruhi pertumbuhan otak, kecerdasan, perkembangan perilaku serta pola tidur bayi. Lha pada susu sapi kandungan ini minim sekali, nak. Kalau susu sapi kaya akan proten esensial semacam protein alpha dan triptofan ini, maka otak sapi akan berkembang pesat dan sapi akan pandai. Wah ini terjadi bisa makin merepotkan, karena mereka akan sering minggat dari kandangnya…”
“Hahahaha……”, pecah tawa yang hangat di antara keduanya.Haryo pun sadar bahwa produk susunya hanya membantu ibu-ibu yang produksi ASInya kurang, tidak akan bisa menggantikan ASI.