Sabtu, 18 Desember 2010
DIMANA MATA MENIMPAN HASIL REKAMANNYA?
Hasil rekaman mata manusia disimpan di parietal cortex (biru laut) di permukaan atas otak dan akan dibandingkan dengan gmbar rekaman lainnya selama proses belajar.
Mata manusia ibarat kamera yang merekam segala sesuatu yang dilihat. Sedangkan hasilnya disimpan di otak yang memiliki bagian yang berfungsi sebagai memori. Tapi, di manakah rekaman tersebut disimpan?
Para ilmuwan telah berhasil menentukan letak memori tersebut. Meskipun melibatkan seluruh bagian otak secara terintegrasi, bagian yang paling berperan dalam proses ini adalah parietal cortex yang berada di permukaan otak bagian tengah.
Proses belajar
Karena bagian inilah, manusia dapat belajar mengenali bentuk benda, wajah, atau tulisan. Saat melihat sesuatu untuk pertama kalinya, tentu Anda tidak tahu benda apakah itu, bukan?
Nah, ketika mata melihat bentuk asing untuk pertama kalinya, informasinya akan disimpan di sana. Informasi ini akan dipakai untuk mempelajari benda tersebut selama proses belajar.
"Anda tidak dilahirkan untuk membeda-bedakan benda seperti kursi, meja, atau telepon," kata David Freedman, seorang peneliti biologi otak di Sekolah Kedokteran Harvard. Menurutnya, manusia dapat melakukannya karena belajar.
Untuk melihat peran otak dalam proses pembelajaran itu, ia dan koleganya melatih sejumlah monyet untuk memainkan permainan di komputer. Mereka dihadapkan pada lusinan gambar yang masuk dalam dua kategori.
"Saat mereka berlatih, kami memantau aktivitas neuron-neuronnya," kata Freedman. Parietal cortex merupakan bagian yang sangat aktif. Bagian ini merupakan cerminan pilihannya untuk memasukkan gambar-gambar benda-benda tersebut dalam dua kategori.
Pembelajaran dan pengalaman juga mengubah rekaman kategori yang disimpan di parietal cortex. Selama beberapa minggu kemudian, monyet-monyet tersebut dihadapkan pada gambar-gambar yang sama namun dimasukkan dalam kategori berbeda. Seperti dilaporkan dalam jurnal Nature, aktivitas parietal cortex terlihat melakukan penyesuaian untuk menentukan kategori baru.
"Aktivitasnya tidak hanya menandai bentuk visual yang dilihatnya, namun menandai ke kategori mana benda tersebut dimasukkan," ujar Freedman. Temuan ini bisa dipakai untuk mempelajari perubahan fungsi otak pada penderita alzheimer atau schizophrenia.
[LiveScientist.com]
Categories
SCIENCE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar