Jumat, 17 Desember 2010

BALDER AND THE MISTLETOE part II

Diposting oleh re di 11.46

Kematian Balder menimbulkan dukacita yang mendalam bukan saja di kalangan para Aesir melainkan juga seluruh alam.
Odin dan Frigga segera mengumpulkan para Aesir untuk bersidang di istananya. Odin menanyakan apakah ada di antara para Aesir yang sudi pergi menghadap Hela, Ratu Kematian, untuk menebus jiwa Balder agar tetap hidup di Asgard. Ini bukanlah tugas yang mudah karena Nifelheim, Kerajaan Orang-orang Mati yang diperintah Hela bukanlah tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi dan juga bahaya yang menghadang tidaklah kecil. Para Aesir ragu untuk mengajukan diri, namun Hermodur, seorg putra Odin, bersedia menjalankan tugas tersebut.
Frigga memerintahkan agar para dewi mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk ritual kematian Balder sementara para dewa diperintahkan untuk membangun sebuah kapal megah yang layak bagi Balder yang dicintai seluruh makhluk. Namun pelaksanaan ritual kematian tersebut harus menunggu kembalinya Hermodur yang membawa jawaban dari Hela.
Hela adalah putri Loki dari Angoborda yang berayahkan raksasa. Karena wujudnya yang mengerikan (setengah dari tubuhnya membusuk bagaikan mayat), Odin melarangnya tinggal di Asgard namun memerintahkannya menjadi Ratu Kematian di Nifelheim.
Mula-mula Hela menolak tebusan apapun bagi jiwa Balder karena Odin telah berjanji bahwa dia boleh memiliki jiwa-jiwa yang mati bukan dalam pertempuran, dan juga Hela tahu bahwa keberadaan Balder di kerajaannya akan membawa keceriaan. Namun karena Hermodur terus memohon akhirnya Hela bersedia mengembalikan jiwa Balder dengan syarat bahwa seluruh makhluk bersedia meneteskan air mata ::ihiks:: bagi Balder.
Hermodur kembali ke Asgard dengan membawa berita yang membawa harapan tersebut dan melaporkannya kepada para Aesir. Frigga kemudian memerintahkan agar seluruh alam menangisi kematian Balder. Perintah Frigga segera dilaksanakan karena semua ciptaan memang mengharapkan kembalinya Balder membawa sukacita bagi mereka.
Berhari-hari lamanya alam berkabung bagi Balder namun jiwa Balder tak kunjung kembali. Hermodur kembali diutus untuk memeriksa apakah semua ciptaan sudah menitikkan air mata bagi Balder. Suatu hari tibalah Hermodur ke suatu hutan & menemukan pondok yg terpencil. Disinggahinyalah pondok tersebut untuk memeriksa apakah penghuninya telah meratapi kematian Balder. Seorang nenek tua muncul dari dalam pondok tersebut.
Di wajahnya yg keras tak tampak adanya tanda-tanda kesedihan 8D
Hermodur bertanya mengapa dia tidak menunjukkan kesedihan atas kematian Balder. Nenek tersebut menjawab bahwa dia tidak tahu siapa Balder dan mengapa dia harus bersedih atas kematiannya.
Hermodur menceritakan siapa Balder dan alasan mengapa semua berkabung baginya (meskipun dia heran mengetahui ada seseorang yang tidak mengenal Balder dan tidak bersedih atas kematiannya).
Setelah mendengar penuturan Hermodur, bukannya menangis nenek tersebut malah tersenyum dingin dan berkata, "Balder mati atau hidup itu bukan urusanku! Biarlah Hela tetap memilikinya jika memang itu haknya! Tiap-tiap saat ada saja orang yang mati dan pergi ke Nifelheim dan tak ada yang pernah mempersoalkan sebelumnya, mengapa kita harus membuat perkecualian untuk yang satu ini? Biarlah seluruh makhluk meratap jika memang mereka berkehendak, tetapi aku tidak akan meneteskan air mataku!"
Sia-sia Hermodur membujuk dan mengancam, nenek itu tetap pada pendiriannya. Akhirnya Hermodur pergi meninggalkan hutan tersebut dan kembali ke Asgard.
Tahulah para Aesir siapa nenek tersebut sesungguhnya. Dia adalah Loki yang menyamar untuk menghindari murka para Aesir atas perbuatannya.
Dengan diliputi kesedihan para Aesir melaksanakan ritual kematian bagi Balder.
Tubuhnya diletakkan di atas kapal yang megah yang dihiasi oleh logam dan batu-batu mulia. Para dewa mendorong perahu tersebut ke laut. Odin dan Frigga berjalan di belakang mereka diikuti para dewi dan para valkyrior dengan khidmat dan sedih. Sebelum api dinyalakan untuk membakar perahu tersebut, Odin membungkukkan diri dan membisikkan kata-kata rahasia di telinga jenazah putranya. Kata-kata yang tak diketahui oleh siapapun sampai akhir zaman, saat Balder akan kembali dari Nifelheim di dunia yang baru.
Api dinyalakan dan angin mulai bertiup mendorong perahu tersebut melaju. Tiba-tiba sesosok tubuh berlari cepat menaiki kapal tersebut sebelum melaju ke tengah lautan. Rupanya kesedihan telah membuat Nanna berkeputusan untuk menyusul Balder di Nifelheim, karena baginya kebahagiaan berarti berada di sisi Balder meski di Nifelheim sekalipun.
Para Aesir terharu menyaksikan betapa besarnya cinta Nanna pada suaminya. Mereka kembali ke Asgard dengan diliputi rasa sungkawa :(
Frigga kemudian mencabut tumbuhan mistletoe yang telah mengakibatkan kematian Balder dari tanah dan melarangnya untuk tumbuh lagi di atas tanah. Sejak saat itu tumbuhan mistletoe hidup sebagai benalu bagi pohon lain. Untuk memperingati cinta antara Balder dengan Nanna, atau mungkin juga karena Frigga adalah dewi cinta dan perkawinan, orang akan berciuman menyatakan cinta mereka di bawah tumbuhan mistletoe tersebut.

The end

0 komentar:

Posting Komentar

 

BIG BLOG OF HOAX Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez