Sebentar lagi Natal akan tiba. Hari Besar bagi umat Kristiani. Sebagai peringatan atas kelahiran Yesus Kristus.
Nah, sekarang sebagai umat Islam apa yang akan saya lakukan?
Ada banyak pilihan yang bisa saya lakukan:
Pertama:
Mulai memperbanyak kotbah, ceramah, diskusi, dan segala omong-omong untuk mempropaganda bahwa memperingati hari Natal bagi umat Islam hukumnya haram. Karena itu artinya sama dengan mengakui ajaran kafir agama Kristen. Tentunya juga akan saya lengkapi dengan penjelasan bahwa agama Kristen itu sudah kadaluarsa. Sudah menyimpang dari agama yang diturunkan Tuhan. Tapi kemudian sudah dibetulkan oleh Islam.
Dan yang paling penting adalah dengan meyakinkan seluruh umat Islam bahwa kata Yesus itu sangat menjijikkan. Masak Yesus itu jadi Tuhan. Padahal dia adalah seorang manusia. Yaitu Nabi Isa.
Kedua:
Mulai mengatur strategi bagaimana caranya agar semarak acara Natal itu terganggu. Misalnya dengan melakukan berbagai keributan pada detik-detik menjelang tanggal 25 Desember. Misalnya dengan melakukan aksi demo di dimana-mana, mengamuk, melempar dan membom gereja di mana-mana dan seterusnya.
Ketiga:
Merancang acara tandingan tepat pada tanggal 25 Desember. Misalnya menggelar acara Pesantren Kilat, Seminar Islam, Diskusi remaja Islam di kampus dan di berbagai Mesjid. Tujuannya agar para remaja dan umat Islam bisa dibendung agar tidak ikut-ikutan terjebak menghadiri dan memperingati acara Natal atas undangan teman-temannya yang beragama Kristen. Karena perhatian mereka sudah dialihkan pada acara-acara Keislaman yang sudah dipersiapkan di banyak tempat.
Keempat:
Mengancam anak-anak saya awas kalau diantara mereka ada yang ikut-ikutan menghadiri acara Natal bersama teman-teman sekolah dan kampusnya yang beragama Kristen. Apalagi sempat mengucapakan Selamat Natal pada mereka. Itu hukumnya haram. Berdosa.
Terakhir:
Saya melakukan kebalikan dari semua langkah di atas. Yaitu dengan menghargai dan memaklumi bahwa peringatan Natal itu adalah bagian juga dari hari Keagamaan Islam. Dasar pertimbangan saya adalah bahwa yang disebut Yesus oleh umat Kristen adalah sosok Nabi Isa, yang juga merupakan Nabi yang juga diakui dalam Islam. Nabi yang juga diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan kebenaran, sepeti juga yang terjadi pada Nabi Muhammad. Kebetelan saja zaman dan umatnya berbeda dengan zaman dan umatnya Nabi Muhammad. Terlepas dari apa detail makna Yesus itu sendiri bagi umat Kristen. Seperti juga banyak perbedaan pemahaman dan penafisran umat Islam terhadap sosok Nabi Muhammad. Apalagi perbedaan pemahaman akan Tuhan dalam Islam.
Karena itu ikut berpartisipasi mulai dari bersikap positif, membantu menjaga ketertiban, kemanan, dan bila perlu membantu agar acara Natal itu lancar pada hakikatnya adalah sama juga dengan suatu tindakan yang Islami. Karena hakikat dari nilai-nilai Islam itu adalah saling tolong menolong, saling menghargai, saling berkasih sayang dan seterusnya.
Nah, apalagi sebagai penerapan nilai-nilai Islam di bidang hubungan antar manusia (hablum minan nas), maka justru pada acara Natal itulah saatnya dibuktikan. Bahwa Islam memang agama yang menjadi rahmat dalam pergaualan antar manusia. Tanpa perlu rasa curiga apalagi merusak hubungan dan mengacau suasana pergaulan dalam masyarakat. Lintas SARA.
Dengan kata lain pada pilihan yang terakhir ini saya mengajurkan melakukan Natal Islamiah. Sebagai mana dalam lingkungan Islam ada istilah ukhuwah Islamiah. Yaitu persaudaraan sesama umat Islam. Maka sehubungan dengan tanggal 25 Desember yang akan datang umat Islam juga melakukan Natal Islamiyah sebagai persaudaraan antar umat Islam dengan umat Kristen yang merayakan Natal.
Nah, sudah ada 4 cara yang bisa saya tempuh. Menurut anda yang nomor berapa sebaiknya saya tempuh? Atau ada cara lain yang harus saya lakukan menurut anda?
Silahkan. Mari kita diskusikan hal ini. Siapapun anda.
Mari silahkan!
Nah, sekarang sebagai umat Islam apa yang akan saya lakukan?
Ada banyak pilihan yang bisa saya lakukan:
Pertama:
Mulai memperbanyak kotbah, ceramah, diskusi, dan segala omong-omong untuk mempropaganda bahwa memperingati hari Natal bagi umat Islam hukumnya haram. Karena itu artinya sama dengan mengakui ajaran kafir agama Kristen. Tentunya juga akan saya lengkapi dengan penjelasan bahwa agama Kristen itu sudah kadaluarsa. Sudah menyimpang dari agama yang diturunkan Tuhan. Tapi kemudian sudah dibetulkan oleh Islam.
Dan yang paling penting adalah dengan meyakinkan seluruh umat Islam bahwa kata Yesus itu sangat menjijikkan. Masak Yesus itu jadi Tuhan. Padahal dia adalah seorang manusia. Yaitu Nabi Isa.
Kedua:
Mulai mengatur strategi bagaimana caranya agar semarak acara Natal itu terganggu. Misalnya dengan melakukan berbagai keributan pada detik-detik menjelang tanggal 25 Desember. Misalnya dengan melakukan aksi demo di dimana-mana, mengamuk, melempar dan membom gereja di mana-mana dan seterusnya.
Ketiga:
Merancang acara tandingan tepat pada tanggal 25 Desember. Misalnya menggelar acara Pesantren Kilat, Seminar Islam, Diskusi remaja Islam di kampus dan di berbagai Mesjid. Tujuannya agar para remaja dan umat Islam bisa dibendung agar tidak ikut-ikutan terjebak menghadiri dan memperingati acara Natal atas undangan teman-temannya yang beragama Kristen. Karena perhatian mereka sudah dialihkan pada acara-acara Keislaman yang sudah dipersiapkan di banyak tempat.
Keempat:
Mengancam anak-anak saya awas kalau diantara mereka ada yang ikut-ikutan menghadiri acara Natal bersama teman-teman sekolah dan kampusnya yang beragama Kristen. Apalagi sempat mengucapakan Selamat Natal pada mereka. Itu hukumnya haram. Berdosa.
Terakhir:
Saya melakukan kebalikan dari semua langkah di atas. Yaitu dengan menghargai dan memaklumi bahwa peringatan Natal itu adalah bagian juga dari hari Keagamaan Islam. Dasar pertimbangan saya adalah bahwa yang disebut Yesus oleh umat Kristen adalah sosok Nabi Isa, yang juga merupakan Nabi yang juga diakui dalam Islam. Nabi yang juga diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan kebenaran, sepeti juga yang terjadi pada Nabi Muhammad. Kebetelan saja zaman dan umatnya berbeda dengan zaman dan umatnya Nabi Muhammad. Terlepas dari apa detail makna Yesus itu sendiri bagi umat Kristen. Seperti juga banyak perbedaan pemahaman dan penafisran umat Islam terhadap sosok Nabi Muhammad. Apalagi perbedaan pemahaman akan Tuhan dalam Islam.
Karena itu ikut berpartisipasi mulai dari bersikap positif, membantu menjaga ketertiban, kemanan, dan bila perlu membantu agar acara Natal itu lancar pada hakikatnya adalah sama juga dengan suatu tindakan yang Islami. Karena hakikat dari nilai-nilai Islam itu adalah saling tolong menolong, saling menghargai, saling berkasih sayang dan seterusnya.
Nah, apalagi sebagai penerapan nilai-nilai Islam di bidang hubungan antar manusia (hablum minan nas), maka justru pada acara Natal itulah saatnya dibuktikan. Bahwa Islam memang agama yang menjadi rahmat dalam pergaualan antar manusia. Tanpa perlu rasa curiga apalagi merusak hubungan dan mengacau suasana pergaulan dalam masyarakat. Lintas SARA.
Dengan kata lain pada pilihan yang terakhir ini saya mengajurkan melakukan Natal Islamiah. Sebagai mana dalam lingkungan Islam ada istilah ukhuwah Islamiah. Yaitu persaudaraan sesama umat Islam. Maka sehubungan dengan tanggal 25 Desember yang akan datang umat Islam juga melakukan Natal Islamiyah sebagai persaudaraan antar umat Islam dengan umat Kristen yang merayakan Natal.
Nah, sudah ada 4 cara yang bisa saya tempuh. Menurut anda yang nomor berapa sebaiknya saya tempuh? Atau ada cara lain yang harus saya lakukan menurut anda?
Silahkan. Mari kita diskusikan hal ini. Siapapun anda.
Mari silahkan!
KOMENTAR-KOMENTAR :
Anonim mengatakan...
wah pilihan terakhirnya kok sama kaya FPI yah!!
saya ikut FPI deh (gengsi dong ikut EA)
Ngomong2 pernah lihat natalnya orang kristen Tauhid? (apalagi nih) jangan salah EA, adalagi nih yg namanya Kristen Tauhid,
http://kelompokdiskusi.multiply.com/journal/item/1107
Wass,
saya ikut FPI deh (gengsi dong ikut EA)
Ngomong2 pernah lihat natalnya orang kristen Tauhid? (apalagi nih) jangan salah EA, adalagi nih yg namanya Kristen Tauhid,
http://kelompokdiskusi.multiply.com/journal/item/1107
Wass,
Erianto Anas mengatakan...
Pilihan terakhir sama dengan FPI?
Apa nggak terbalik tuh mas?
Kristen Tauhid? Ya saya baru saja baca tulisan tsb mas. Tidak ada masalah bagi saya. Sama prinsipnya dg Islam. Hanya beda nama bagi saya. Bagi mas sendiri gimana?
Apa nggak terbalik tuh mas?
Kristen Tauhid? Ya saya baru saja baca tulisan tsb mas. Tidak ada masalah bagi saya. Sama prinsipnya dg Islam. Hanya beda nama bagi saya. Bagi mas sendiri gimana?
Miftachul mengatakan...
Anda memilih dengan sadar dan saya menolak dengan sadar. Baiklah kita berada di pihak yg berseberangan. Cuman pingin janjian aja ntar di akhirat atas apa yg kita perselisihkan hari ini, tuk menguji siapa yg benar (ato mgkn kita gak bakalan sempet krn sdh sibuk dgn diri sendri di sana), gimana mas, setuju?
Erianto Anas mengatakan...
setuju!
Anonim mengatakan...
Tidak ada yang salah dalam pengucapan Selamat Natal kepada umat nasrani bagi kaum Muslim (baca buku membumikan Al Quran karya Quraish Sihab), apalagi ikut menjaga ketentraman ibadah mereka. Jadi siapa sebenarnya yang salah..? yang keliru itu orang yang membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sepele. Menimbulkan pertentangan dan permusuhan!
0 komentar:
Posting Komentar